• Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Jan
    19
    2018

    Pemabuk yang Menjadi Imam

    Ada dua pemuda penduduk asli Madinah al-Munawarah. Keduanya tamasya ke Turki utk mengisi liburan mereka dengan bersenang2 dan menenggak khamr. Ketika telah sampai Istanbul, keduanya membeli khamr scr sembunyi2, lalu menaiki taksi menuju daerah Riifah dan tinggal di sebuah hotel. Pada saat check in, resepsionis bertanya asal negera mereka. Salah satu dari keduanya menjawab, “dari Madinah.”

    Terlihat binar bahagia resepsionis mendengar asal kedua pemuda itu. Disiapkan utk keduanya paviliun dgn harga kamar biasa demi memuliakan tamu yang berasal dari kota Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

    Alangkah gembira keduanya menerima penghormatan itu. Mereka melalui malamnya dgn menenggak khamr. Satu dari keduanya mabuk, sedangkan satunya lagi setengah mabuk hingga mereka tidur.

    Tiba2, ada seseorang mengetuk pintu depan. Salah seorang dari keduanya bangun membuka pintu dgn setengah sadar karena kantuk. Ternyata ada pelayan hotel yg kemudian brkata, “Permisi, imam masjid kami menangguhkan shalat Shubuh begitu mendengar ada tamu dari Madinah yg menginap di sini, maka kami menunggu Anda berdua di masjid bawah.”

    Seperti tersambar petir ia mendengarnya. Buru-buru ia membangunkan temannya dan bertanya, “Kamu punya hafalan al-Qur’an nggak?” Ia menjawab, “Ada, tapi tidak mungkin saya berdiri sebagai imam.” Keduanya berpikir keras utk keluar dari ‘masalah’ tersebut. Blm lagi jalan keluar ditemukan, kembali pelayan hotel mengetuk pintu, “Mohon sedikit dipercepat, kami sudah menunggu Anda di masjid bawah, takut kesiangan.”

    Buru2 keduanya mandi dan ‘terpaksa’ turun ke masjid. Ternyata masjid penuh seperti layaknya shalat Jumat. Para jamaah menyalami keduanya seperti layaknya khalayak menyambut seorang ulama.

    Salah satu dari keduanya maju menjadi imam. Ia pun berusaha memantapkan hati dan bertakbir. Dan tatkala ia mulai membaca ”alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin” tiba-tiba menangislah jamaah masjid merasa seakan shalat di masjid Nabawi karena imamnya berasal dari Madinah. Imam pun terbawa suasana hingga turut menangis sebagaimana makmumnya. Tak ada surat lain yang dibaca selain surat al-Ikhlas di sholat itu.

    Usai shalat, org2 mndekati imam shalat seakan ingin mengenal lebih dekat dan menyalaminya. Itulah awal hidayah menyapa dua pemuda peminum khamr itu. Kini keduanya menjadi da’i di jalan Allah, Allahu Akbar … walillahil hamd …

    #Ada kalanya Allah mengondisikan kita dengan suatu ‘masalah’ dan ‘kesulitan’, tapi bisa jadi itu adalah cara Allah memperbaiki diri kita.

    (via Ust. Abu Umar A.)

    Written by erwin_f in: Tsaqofah Islamiyah |

    No Comments »

    RSS feed for comments on this post. TrackBack URL

    Leave a comment

    Powered by WordPress. Theme: TheBuckmaker

  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO